Tebar Manfaat Lewat Aksara
|
Senin, 29 Februari 2016
|
Motivation
|
Assalamu’alaikum
readersss. Well this is my first time ngeposting sesuatu di blog ini.
Sebenarnya ini blog udah lama aku bikinnya, tapiiii, dikarenakan sedikit kesibukan
yang lumayan berarti -bukan kesibukan yang tidak berarti lho yaa- jadilah blog
ini sekedar ada saja, without any new entry. Mulai hari ini, Insya Allah, aku
bakalan istiqomah ngisi ini blog dengan coretan-coretanku, doa in yaa
readersss. Sebenarnya sih, kalo boleh jujur aku dipaksa harus buat tulisan ini
sama coach di grup kepenulisanku, but, that’s okk I think. Alah bisa karna biasa,
Alah biasa karna dipaksa, that’s my jargon, hahaha. Okee readerss, dari pada
kebanyakan mukadimah, let’s see my first writing.
Tebar
Manfaat Lewat Aksara
Teman-teman sudah pernah mendengar
kalimat ini belum? “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Kalimat tersebut
dilontarkan oleh salah seorang sahabat yang juga menantu Rasulullah SAW, Ali
bin Abi Thalib r.a. Saya yakin tidak semua orang akan terpatik dengan kalimat
tersebut, sebagian besar mungkin merasa biasa saja, yang lain merasa tidak ada feel apapun, separuh yang lain merasa hanya sebatas kalimat biasa yang tak
sarat makna, namun lain halnya dengan sebagian kecil orang-orang yang merasa
terpanggil nuraninya untuk mulai mengikat ilmu yang dimiliki lewat tulisan-tulisan
sederhana yang coba untuk dirangkai.
Saya mencoba menyuguhkan fenomena kelompok orang yang terakhir kepada teman teman readerss semua, karena saya juga termasuk salah satu diantara kelompok ini. Mewakili pribadi-pribadi yang telah terpanggil nuraninya untuk mulai mengikat ilmu, saya mencoba berbagi kemelut jiwa dan pikiran yang biasanya saya alami dan rasakan dalam memulai sebuah langkah pengikatan ilmu itu.
Saya mencoba menyuguhkan fenomena kelompok orang yang terakhir kepada teman teman readerss semua, karena saya juga termasuk salah satu diantara kelompok ini. Mewakili pribadi-pribadi yang telah terpanggil nuraninya untuk mulai mengikat ilmu, saya mencoba berbagi kemelut jiwa dan pikiran yang biasanya saya alami dan rasakan dalam memulai sebuah langkah pengikatan ilmu itu.
Hal yang paling sering terjadi adalah
ketidakberanian dan ketidakpercayadirian dalam memulai langkah pertama. Saya
pernah bertanya kepada beberapa orang yang saya kenal, dan menurut saya juga
termasuk kedalam golongan orang yang sedang kita bahas ini, sebagian besar
beralasan “Saya ingin menulis, tapi tidak tahu harus memulainya dari mana”,
“Saya tidak memiliki bakat dalam kepenulisan”, “Saya masih sangat dasar dan
awam dalam menulis”. Diri saya sendiri pun seperti itu. Rasanya ingin sekali
menciptakan suatu karya, merangkai kata-kata yang dapat menjadi ilmu dan
inspirasi bagi orang lain, tapi ketidakberanian dan ketidakpercayadirian itu
selalu saja menghantui. Terkadang dalam satu hari, ada begitu banyak ide yang
menari nari di kepala, berpuluh imajinasi berkelebat di otak, namun tak ada
satu pun yang membuahkan karya, hanya meluap begitu saja tanpa ada jejak dan
bekas yang ditinggalkannya. Keinginan menulis itu ada, namun ia belum kuat.
Beberapa minggu belakangan ini, saya
mulai bergabung di suatu komunitas menulis. Alhamdulillah, di dalamnya saya
mulai melihat secercah cahaya yang saya yakin Insya Allah akan sangat membantu
saya untuk menelurkan tulisan-tulisan pengikat ilmu. Salah satu hal yang
diajarkan dalam komunitas itu adalah, tentang niat. Lagi-lagi tentang niat. Dari
sini, saya mulai bertanya, apa sebenarnya niat saya menulis? Mengapa saya harus
menjadi penulis? Hanya untuk mengikat ilmu? Kemudian selanjutnya apa? Sederet
pertanyaan itu terus menggerogoti pikiran, hingga memaksa saya untuk mengintip
kembali ke visi hidup yang pernah saya rancang. “I am a muslimah, my goal is to
meet and see Allah and Rasullullah in Jannah”. Tulisan itu tertera di diary
saya. Saya rasa saya telah menemukan jawabannya. Saya harus menjadi penulis,
mengikat ilmu-ilmu saya, dan menelurkan karya-karya indah yang mampu menginspirasi
dan bermanfaat bagi orang lain, mendatangkan amal jariyah bagi saya dan kedua
orang tua, serta menjadi salah satu penyebab ridhanya Allah atas hidup saya,
sehingga Allah memasukkan saya ke syurganya, bertemu denganNya dan Rasulullah
sebagaimana yang tertera dalam visi hidup saya, aamiin.
Teman teman redersss, saya yakin kita
semua mampu untuk menjadi seorang penulis hebat, mari luruskan niat, belajar
bersama merangkai kata dan menarikan jemari di atas tust-tust keybord, dan
membuahkan karya yang indah. Tebarkan manfaat dengan aksaramu teman.
edit