Cinta dan Aksi

| Rabu, 29 Januari 2020
     Cinta, satu kata indah yang sarat makna. Entah mengapa saat mendengar ataupun membaca kata ini selalu saja ada ada binar indah dan semburat merah muda di pipi. Cinta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rasa suka, sayang, rindu. Menurut Hamka, cinta adalah perasaan yang mesti ada pada setiap manusia. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Yaa, satu kata berjuta rasa dan makna. Kata yang oleh para penyair dan pujangga mampu menjadi mozaik tersendiri dalam bait-bait sastra indah. 
     Namun tidak jarang ia pun mampu bermetaforsis menjadi sosok menakutkan. Ia yang sejatinya memiliki makna indah berubah menjadi bumerang bagi mereka yang mengatasnamakan cinta untuk dasar pelampiasan nafsu dunia. Menjadikan cinta sebagai alibi untuk ketamakan diri. Yaa, memang sudah menjadi fitrah manusia. Andaikan tidak mampu mengarahkan cinta, ia akan menerkam dan mengelabui penikmatnya. Jadi, kemana baiknya ia dilabuhkan??
     Hanya ada satu jawaban yang pasti, yakni pada Dia Sang Pemilik Cinta dan manusia cinta. Yaa, siapa lagi kalau bukan Rabb semesta alam dan baginda Rasulullah Muhammad saw. Pantaskan cinta ini disematkan kepada selainNya dan beliau? Pantaskah cinta di titipkan kepada insan fana sementara cinta padaNya dan pada beliau masih sebatas lip service? Tanyakan lagi pada diri, selama ini, hingga detik ini, hingga usia yang sekarang ini sudahkan cinta dilabuhkan hanya pada Pemilik Cinta dan manusia cinta?

#nulisyukbatch44
edit

だらしない (Ceroboh)

| Senin, 27 Januari 2020 | , |

     Hal ini baru pertama kali terjadi semenjak Desember tahun lalu aku menempati asrama khusus staf ini. Hari itu entah apa yang menggeluti pikiranku, hingga hal ini terjadi. Mungkin bagi sebagian orang hal ini bukanlah hal yang besar, tapi bagiku entah mengapa hal ini kuanggap sebagai salah satu kelalaianku dalam memanage kehidupan. Padahal saat ini aku masih tinggal sendiri, belum ada orang yang harus aku rawat dan urusi. Setiap harinya hanya bergelut dengan pekerjaanku sebagai perawat lansia di salah satu daerah di Prefecture Okayama, Jepang. Belum ada orang yang menjadi tanggungan yang mengharuskan aku memasak untuknya, menyuci dan menyetrika bajunya, dan semua hal tentang memenuhi kebutuhan orang lain. Saat ini aku hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhanku sendiri.
     Hal yang sepele, bahkan sangat sepele. Yaa, hari itu aku lupa mematikan air conditioner di kamarku sebelum berangkat kerja. Parahnya adalah dihari itu aku masuk kerja dengan shift terpanjang dibandingkan dengan shift lain. Yaa, shift malam, yang dalam bahasa Jepangnya disebut 夜勤(yaking). Shift malam ini memakan waktu 16 jam. Sedikit berbeda dengan sistem shift malam perawat di Indonesia. Sebagai contoh, mulai kerja di jam 16:00 hari ini dan selesai jam kerjanya adalah dihari berikutnya pukul 9:00 JST, dengan waktu istirahat 1 jam. Dan biasanya, aku berangkat kerja 1 jam lebih awal, dan pulang 1 jam lebih telat. Jadi jika dikalkulasikan AC di kamarku hidup 18 jam nonstop.
     Aku menyadari hal ini saat pulang ke rumah dan tiba di halaman depan, kulihat mesin AC kamarku berputar. Saat itu tubuhku terasa melayang,  pikiranku langsung terbang kejumlah tagihan listrik yang harus aku bayar bulan ini. Sudah menjadi rahasia publik bahwa biaya kehidupan di Jepang itu mahal, dan aku malah ceroboh dan tidak berhati-hati. Aku tidak sanggup berkata apa-apa lagi, toh nasi sudah menjadi bubur. Aku yakin pasti ada hikmah dibalik cerobohnya aku hari itu. Satu hal yang pasti sejak hari itu aku bertekad untuk lebih teliti, dalam hal sekecil apapun. Huft, hidup ini tidak mudah ya.


#nulisyukbatch44
#challenge30harimenulis
#day6

edit

誤る (Ayamaru/ Apologize)

| Minggu, 26 Januari 2020 | |
 

     Hal ini berulang lagi. Untuk yang kesekian kalinya. Selalu saja seperti ini, lingkaran hitam yang hingga detik ini belum mampu kuputuskan. Berulang kali ku tanyakan pada diri, apa niatku yang salah, niat dan tujuan yang selama ini ingin ku raih apa belum berlandaskan karenaNya, apa azamku yang belum kuat. Masih sangat banyak pertanyaan-pertanyaan yang merong-rong batinku saat hal yang seperti ini terjadi dan berulang kembali.
   Diawal memulai challenge ini oleh mentor-mentor pengajar di kelas juga sudah berulang kali ditanyakan dan diingatkan tentang niat dan tujuan mengikuti challenge ini. Saat itu aku memiliki niat yang sangat jelas menurutku, niat yang memang sudah kulandaskan untuk mencari ridhaNya. Tapi, kenyataannya apa? Malah ditengah jalan masih saja seperti ini. Bahkan ini baru berjalan hari kelima dari 30 hari challenge ini. Aku melewatkan tiga hari tanpa mengumpulkan tugas. Aku yakin sepenuhnya pasti ada yang salah dengan diriku.
     Satu hal yang kusadari, mungkin aku belum benar-benar melakukannya dengan dasar cinta. Yaa, benar. Aku belum melakukannya dengan cinta. Hingga saat ini mungkin hanya lip service. Aku belum benar-benar mencintainya karena Allah. Atau parahnya mungkin aku hanya sekedar ikut-ikutan. Hanya sekedar untuk mendapat perhatian dari makhluk fana. Serta sederet niatan fana lainnya. Bukankah jika memang aku mencintai hal ini aku akan melakukannya dengan senang hati walaupun dalam keadaan sempit dan penat sekalipun.
     Yaa benar, aku yakin ini salah satu etiologinya. Sekarang yang harus aku lakukan adalah mencari cara menangani masalah ini berdasarkan etiologi tersebut. Kedengarannya seperti rangkaian asuhan keparawatan yaa. Tapi menurutku memang seperti inilah yang namanya kehidupan. Pasti akan ada masalah, dari masalah itu mau tidak mau harus melakukan pengkajian hingga menemukan etiologi/ sumber masalahnya. Kemudian berangkat dari sana penyelesaian dan jalan keluarnyapun akan ditemukan. Jadi yang harus kulakukan sekarang ini adalah terus mencari cara agar aku bisa melakukan hal ini dengan cinta. Yaa, cinta pada Sang Maha Pencinta dan Manusia Cinta. Dimulai dari permohonan maafku kepada Mu, kepada keluargaku, para mentor dan guruku, teman-teman, dan pada diriku sendiri. 申し訳ありません。

#nulisyukbatch44
#challenge30harimenulis
#day5

edit

JLPT N2 合格

| Rabu, 22 Januari 2020 | |

     22 Januari 2020 merupakan salah satu hari yang kunantikan di awal tahun ini. Tidak lain dan tidak bukan karena hasil ujian JLPT untuk Level N2 yang aku ikuti awal Desember tahun lalu akan diumumkan pada hari ini. JLPT adalah singkatan dari Japanese Language Proficiency Test atau dalam bahasa Jepangnya disebut 日本語能力試験 (Nihongo Nouryoku Shiken), yaa semacam TOEFL versi Jepanglah.
     JLPT ini terdiri dari 5 level, N5 hingga N1. Dimana N5 adalah level yang paling dasar. Jenis-jenis sectionnya kurang lebih sama dengan TOEFL. JLPT ini juga terdiri dari Vocabulary, Grammar, Reading dan Listening Section. Setiap levelnya memiliki kompetensi dan passing grade tersendiri. Di section vocabulary selain memahami arti vocab, kita juga dituntut untuk bisa memahami cara pemakaian vocab tersebut. Selain itu juga ada pertanyaan berupa arti dari huruf kanji dan cara bacanya. Yaa, mungkin ini yang menjadi ciri khasnya bahasa Jepang, dalam penulisan bahasa Jepang terdapat tiga jenis huruf yang digunakan, hiragana, katakana dan kanji. Jujur, bagiku yang paling sulit dipahami dan diingat adalah kanji.  Mungkin suatu saat aku akan membuat tulisan mengenai huruf-huruf yang digunakan dalam aksara bahasa Jepang.
     Sejujurnya untuk level N2 ini aku tidak memiliki kepercayaan diri akan lulus. Orang Jepang biasa menyebutnya 自信がない(jishin ga nai). Bagaimana tidak, saat ujian aku sempat beberapa kali hilang fokus, sempat terlelap kurang lebih 2 menit saat ujian berlangsung (mohon jangan dicontoh) dan persipan yang kulakukan benar-benar jauh dari kata matang. Oleh karenanya, hari ini saat membuka website dan login ke akun JLPTku, aku sudah mempersiapkan hati jika memang nanti hasilnya aku tidak lulus. Tetapi, lagi-lagi aku harus banyak-banyak bersyukur kepadaNya. Hari inipun Allah masih terus memberikan kejutan-kejutan nikmat yang tidak kusangka-sangka dan diluar prediksiku. Yang awalnya aku sudah pesimis tidak akan lulus, begitu kubuka akun JLPTku, tulisan passed terpampang didepan mataku. Sempat ragu dan tidak percaya, aku log out dan mencoba sgin in kembali. Tetapi hasilnya masih sama, passed dengan score 113/180. Alhamdulillah,syukurku tak henti-hentinya kepadaMu Rabb.
     Yaa, beginilah adanya kehidupan ini. Ada banyak hal yang diluar dugaan terjadi. Hal yang menurut kita baik ternyata di mataNya malah sebaliknya. Hal yang kita anggap mustahil, malah sangat mudah bagiNya. Satu hal yang pasti, apapun yang terjadi pasti merupakan skenario terbaik dariNya.

#nulisyukbatch44
#challenge30harimenulis
#day1

         

edit
Postingan Lebih Baru Postingan Lama

Mengenai Saya

Assalamu'alaikum, teman-teman para readersss semua, kenalin, aku Nila, lulusan Keperawatan. Sekarang sedang berdomisili di Jepang sebagai perawat lansia Jepang. 頑張ろう皆
Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

© Design 1/2 a px. · 2015 · Pattern Template by Simzu · © Content Zona Pengikat Ilmu