Secangkir Asa Untuk Mereka
|
Rabu, 22 Maret 2017
|
Curhat
|
Muak,
jenuh, kesal, geram, lelah, tidak bersemangat. Energi-energi negatif tersebut
rasanya sudah sangat lama menggerogoti. Entah penawar apa lagi yang harus
digunakan untuk menghilangkannya. Sejujurnya akar masalah dan sumber semua
kenegatifan ini sudah terbaca, namun apa daya, kuasa yang dimilki belum dan tidak mampu
untuk mengatasinya. Kami bukanlah mereka. Mereka yang memilki kewenangan
sebagai pengambil kebijakan. Mereka yang seharusnya memiliki hati nurani yang
mampu memperhatikan kondisi sekitar. Mereka yang telah lebih lama mengarungi
kefanaan dunia ini, mereka yang harusnya mampu bersikap lebih dewasa dan ikhlas berbagi. Mereka
yang telah lebih dahulu menempuh dan menjalani kemunafikan dunia ini, harusnya
mampu memutuskan rantai kemunafikan itu. Mereka, yaa mereka.
Ingin rasanya berteriak tepat di depan
wajah mereka agar mereka sadar kami merasa terbuang. Ingin rasanya mendengar
satu kata pasti terlontar dari mulut-mulut diplomatis mereka. Ingin rasanya ada
kepastian akan status dan nasib kami. Bukannya kami sombong dan ingin
membanggakan diri, tapi diluar sana banyak sekali pintu-pintu yang terbuka
lebar untuk kami. Dari hati kami masih ingin berbakti kepada daerah kelahiran,
tempat kami dibesarkan, tempat kami pertama mengenal dunia. Tapi, tolong,
sekali saja, jangan hanya berikan kami janji-janji manis yang kosong. Jangan
jadikan kami generasi penikmat harapan palsu. Jangan bentuk kami jadi generasi-generasi
manja yang hanya menanti disuapi. Jangan jadikan kami generasi yang hanya bisa diam menanti tanpa mau
memasuki pintu lain. Berikan kami kejelasan. Teruntuk mereka-meraka yang lebih
mengerti, mungkin dimata kalian kami hanya sekedar anak ingusan baru menetas
yang sok idealis, tapi ketahuilah, itu cara kami untuk menjadi change agents. Agen yang akan memutuskan
mata rantai memuakkan ini. Itu hal yang ditanamkan kepada kami selama ini.
Entah lah, kini kami hanya bisa sabar hingga batas yang telah kami tetapkan.
Maaf jika kami keras kepala, tidak sabaran dan egois. Kami masih muda, watak
kami memang demikian. Maaf jika kami tidak mau dibelenggu dengan
ketidakjelasan. Dengan segala hormat, kami nyatakan untuk melepaskan diri ikatan
ketidakjelasan ini. Secangkir asa kami untuk mereka.....
edit